1
STATISTIK PROBABILITAS
MATERI KE-7 : UJI BEDA RATA-RATA
.
KONSEP
DAN PRINSIP DASAR UJI BEDA RATA-RATA
Prinsip uji beda rata-rata dua
populasi independen adalah bahwa kedua populasi tidak memiliki hubungan (saling
independen). Artinya populasi satu tidak bergantung kepada populasi yang lain.
Misalnya kita ingin tahu apakah ada perbedaan rata-rata nilai mata kuliah
Statistik antara mahasiwa Fak. Kedokteran yang diberikan tutorial dengan
mahasiswa Fak. Kedokteran yang tidak diberikan tutorial.
Data sudah memenuhi asumsi
kenormalan. Untuk uji asumsi kenormalan bisa juga dengan melihat nilai
skewness dan kurtosis seperti pada postingan sebelumnya.
2 . PENGENALAN
DAN PENGOPERASIAN METODE BISECTION LANJUTAN
Metode Biseksi merupakan salah satu metode tertutup untuk
menentukan solusi akar dari persamaan non linier. Metode Bidang Bebas’ atau
lebih spesifik lagi ‘Metode Bidang
Paruh’ (Bisection).
Prinsip dari metode ini adalah “pemaruhan”
(nilai rata-rata) dari nilai estimasi akar suatu Persamaan Aljabar Non-Linier
Tunggal
Metode ini pada umumnya memerlukan 2
(dua) buah tebakan untuk harga-harga x-awal (x0 dan
Prinsip
Utama Metode Biseksi Sebagai Berikut:
1) Menggunakan dua buah nilai awal
untuk mengurung salah satu/ lebih akar persamaan non linier.
2) Nilai akarnya diduga melalui
nilai tengah antara dua nilai awal yang ada.
Representasi
grafik dari metode bisection adalah sebagai berikut :
Untuk menggunakan metode
bisection, terlebih dahulu ditentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).
Kemudian dihitung nilai tengah: Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan
keberadaan akar. Secara matematik, suatu range terdapat akar persamaan bila
f(a) dan f(b) berlawanan tanda. Setelah diketahui dibagian mana yang terdapat
akar, maka batas bawah dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range dari
bagian yang mempunyai akar.
Batasan a dan b memberikan harga
bagi fungsi f(x) untuk x = a dan x = b. Langkah selanjutnya adalah memeriksa
apakah f(a) × f(b) < 0.
Dengan rumusan c = (a+b)/2,
diperiksa apakah nilai mutlak f(c ) < 0 (batas simpangan kesalahan). Jika
benar, nilai x = c adalah solusi yang dicari. Jika tidak terpenuhi, ditetapkan
batasan baru dengan mengganti nilai b = c
apabila f(a)*f(c) = 0;
proses menemukan c baru dilakukan seperti prosedur yang telah dijelaskan.
Contoh
soal :
Hitung √2 . Misalkan f(x) = 2 – x2.
Jawab:
Misalkan f(x) = 2 – x2.
Maka: f(1)=1 dan f(2)=2.
Jadi akar terletak antara x1= 1 dan x2= 2.
Titik tengah xn = ((x_1+x_2)/2)
= ( (1+2) / 2 )
= 3/2 = 1,5
f(x_n ) = 2 - (x_n )^2
f(1,5) = 2 - (1,5)^2
=2-2,25
=-0,25
Misalkan f(x) = 2 – x2.
Maka: f(1)=1 dan f(2)=2.
Jadi akar terletak antara x1= 1 dan x2= 2.
Titik tengah xn = ((x_1+x_2)/2)
= ( (1+2) / 2 )
= 3/2 = 1,5
f(x_n ) = 2 - (x_n )^2
f(1,5) = 2 - (1,5)^2
=2-2,25
=-0,25
Kesimpulan:
Dengan
menggunakan metode biseksi dengan tolerasi error 0.001 dibutuhkan10 iterasi,
semakin
teliti (kecil toleransi errornya) maka semakin besar jumlah iterasi yang
dibutuhkan.
Sodara, bisa jelaskan maksud dan fungsi dari "pemaruhan"(nilai rata rata),soalnya z agak canggung d bagian itu
BalasHapus